Berkonten ala Ferry Irwandi

Dindadangin
6 min readMar 16, 2021

--

Profile picture of Ferry Irwandi

Saat ini tidak ada batasan atau aturan apa pun untuk bisa menjadi seorang content creator, terlebih youtuber. Siapa pun, dari kalangan mana pun, sekali pun seorang pegawai negeri sipil (PNS). Seperti yang dilakukan Ferry Irwandi. Beliau adalah salah satu PNS yang bekerja di Kementrian Keuangan RI sebagai Fungsional Pranata Humas Kementrian Keuangan RI. Beliau mengawali karirnya sebagai youtuber sejak tahun 2010, namun aktif kembali 1 tahun belakangan ini, sejak pandemi COVID-19 menyerang. Berkat Rewind Indonesia 2020, Ferry Irwandi semakin dikenal oleh penonton youtube Indonesia. Hingga saat ini, produktivitasnya dalam dunia youtube kian bertambah dan mulai menjalin kerjasama dengan pihak-pihak tertentu.

BERBEDA. Kenapa tidak?

youtube.com/ferryirwandi

Sejak kembali produktif dalam dunia youtube, Ferry Irwandi muncul dengan gaya dan kemasan konten yang berbeda dari youtuber kebanyakan. Salah satu jenis konten yang paling banyak diproduksinya & menjadi ikonik saat ini adalah video blog (vlog) dengan sebutan docuvlog. Biasanya, konten vlog hanya sebatas menampilkan kegiatan keseharian yang tengah dijalani oleh para youtuber tersebut. Tetapi, berbeda dengan konten vlog milik Ferry Irwandi. Docuvlog miliknya tidak hanya menampilkan momen-momen kesehariannya, namun juga menampilkan hasil pemikiran, opini, hasil riset, dan sudut pandang beliau mengenai topik yang tengah dibahasnya. Topik pembahasannya pun bukanlah hal umum yang sudah banyak diketahui orang, melainkan hal-hal yang jarang kita pikirkan. Seperti, “Membedah Kapitalisme”, “Ketika Ekonomi USA Hancur Karena KPR”, “Sistem Pemilu Amerika”, serta yang baru-baru ini diunggah pada kanal youtube nya “Kekerasan Seksual : Luka yang Tak Pernah Mengering” dan masih banyak judul lainnya. Tidak hanya semata-mata menyampaikan opininya, docuvlog ini memiliki sisi istimewanya sendiri, yaitu kemasan dan konsep videonya yang cukup unik, berbeda dari konten vlog kebanyakan. Salah satunya adalah dikemas dalam bentuk dokumenter dan menggunakan konsep pembagian bab (bab 1, 2, 3, & 4) pada video docuvlognya. Bagi penulis, adanya pembagian ini mampu memudahkan penonton untuk memahami keseluruhan isi konten yang diberikan. Karena informasi yang disuguhkan bersifat komprehensif dan runtut mulai dari pendahuluan sampai kesimpulan namun tetap singkat, padat, dan jelas. Pengambilan tiap gambar yang sinematik, pemilihan backsound, dan font yang tepat juga tak kalah menambah poin plus dari konten docuvlog ini. Sehingga tak heran jika docuvlog mampu memberi nuansa baru di tengah konten-konten youtube yang mulai membosankan.

Docuvlog bukanlah satu-satunya konten yang diproduksi oleh Ferry Irwandi. Ada jenis konten lainnya, seperti Tentang Fotografi, Cinematic Short Documentary, Ponari : Podcast Kesana Kemari, Short Film yang mampu memberi angin segar di tengah persaingan konten youtube Indonesia saat ini. Walaupun banyak konten youtube lainnya yang mirip ataupun serupa dengan konten miliknya, beliau tetap bisa mengemas konten-kontennya dengan baik dan apik. Hal utama yang membuat konten-kontennya berbeda dan mampu menarik perhatian penonton youtube Indonesia adalah kuatnya unsur-unsur jurnalisme dan bumbu-bumbu dokumenter yang menjiwai setiap video-videonya. Di samping teknik pengambilan gambar yang sangat sinematik, teknik editing yang profesional, penggunaan font, lighting, backsound, & sound effect yang menyesuaikan mood video, serta menampilkan ciri khas rebel dan nuansa gelap di setiap video unggahannya. Poin-poin penting ini lah yang dijadikan keunggulan dari karya seorang Ferry Irwandi, sehingga mampu menuai pujian dari para penonton youtube maupun youtuber Indonesia itu sendiri.

Tipe kepemilikan media dari konten Ferry Irwandi.

youtube.com/ferryirwandi

Owned media, memiliki pengertian bahwa konten yang dimiliki oleh seseorang atau sebuah akun tertentu dikelolanya sendiri tanpa ada campur tangan pihak lain. Hal ini dilakukan oleh seorang Ferry Irwandi sejak awal kemunculannya di dunia youtube hingga sekarang. Beliau mengelola dan menentukan sendiri konten seperti apa yang akan diproduksi, mulai dari pengembangan konsep, shooting, editing, hingga konten tersebut berhasil diunggah di kanal youtube nya. Sebagian besar youtuber di Indonesia mengawali karirnya dari owned media, sebagai langkah untuk membentuk brand image dan mengetahui apa yang pasar inginkan. Begitu pula yang dilakukan Ferry Irwandi, melalui owned media, beliau memiliki kebebasan untuk membentuk brand image seperti apa yang ingin ditanamkan di benak penonton youtube maupun pengikutnya di Instagram. Dari sudut pandang penulis, brand image yang berhasil tertanam di benak penulis adalah Ferry Irwandi merupakan seorang youtuber yang memiliki konten-konten bernuansa dokumenter dengan teknik editing yang sangat profesional. Tidak hanya itu, melalui owned media, beliau juga bisa menentukan segmentasi pasar/penonton youtube mana yang akan dijangkaunya. Terlebih, para viewers yang seleranya sama dengan dirinya.

Selama 10 tahun berkecimpung dalam dunia youtube, tidak menutup kemungkinan bahwa Ferry Irwandi akan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak lainnya dalam hal produksi konten. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa tipe kepemilikan medianya juga termasuk ke dalam earned media. Artinya, konten-konten yang diproduksinya terdapat campur tangan pihak lain dan validasi pesan dari iklan yang mendukung konten tersebut. Seperti konten docuvlog yang membahas kampanye kekerasan seksual terhadap perempuan milik brand skincare The Body Shop. Pada video tersebut, Ferry Irwandi menceritakan pengalaman pelecehan seksual yang sempat dialaminya dan menghubungkannya dengan kampanye milik The Body Shop tersebut. Tidak lupa, di bagian deskripsi video disampaikan bahwa video ini berkolaborasi dengan The Body Shop Indonesia.

youtube.com/ferryirwandi
youtube.com/ferryirwandi

Kemudian, melalui akun instagramnya, beliau juga sempat mengunggah konten yang termasuk earned media. Yaitu, unggahan foto yang menampilkan dirinya mengenakan kaos milik pihak ketiga dan pada bagian caption berisi pesan yang memvalidasi bahwa dirinya sedang mempromosikan kaos tersebut kepada pengikutnya. Hal ini kerap dinamakan sebagai endorsement.

@irwndferry

Youtube saja sudah cukup?

Sebagai seorang youtuber, youtube merupakan media utama yang sangat penting untuk mendistribusikan konten dan menjalin hubungan dengan para viewersnya. Jika dilihat dari segi distribusi konten, youtube merupakan media yang paling efektif untuk tempat mereka berkreasi. Karena mereka bebas mengekspresikan dirinya melalui sebuah video tanpa adanya batasan waktu. Begitu pula dengan para viewersnya yang bisa menikmati konten mereka dengan durasi waktu yang cukup panjang. Namun, alangkah lebih baiknya jika menggunakan media sosial lainnya untuk membantu publikasi konten yang dimiliki. Hal ini sepertinya sudah dilakukan oleh Ferry Irwandi melalui Instagram pribadinya. Di mana, beliau kerap kali mengunggah konten dalam bentuk foto maupun video yang dianggap sebagai trailer dari video yang akan diunggah di kanal youtubenya. Pemanfaatan media Instagram ini bertujuan untuk menciptakan awareness di benak pengikutnya bahwa akan ada konten baru di kanal youtubenya. Menggunakan bantuan media lainnya sebagai tempat promosi dan menampung penggalan konten-kontennya mampu meningkatkan publikasi dan awareness warga net terhadap konten dan sosok Ferry Irwandi sendiri. Maka dari itu, youtube memanglah tempat yang paling efektif untuk berbagi konten kepada para pengikut dan viewersnya, namun penggunaan media sosial selain youtube juga tak kalah penting untuk meningkatkan popularitas dari konten maupun youtubernya itu sendiri.

@irwndferry
@irwndferry

--

--